rintik-rintik hujan kala malam memelukku
membuai,membelai kulit-kulit dengan selimut dinginmu
sang gadis bertahan dalam alam rindu
mengharap gerangan mimpi dan asa cintanya berpadu
oooh..taukah kau tuan betapa manisnya kerinduan
taukah kau nona betapa bahagianya penantian
dikala mentari sore rindu hendak datangnya pagi
dikala sang pantai rindu akan belaian ombak yang menjulur ke tepi
dalam..,....dalam sekali, bahkan hanya tau dalam rona rupa tanpa kata
diammu sbagai bukti kesetiaan wanita biasa
senyummu menandai harapan hati dalam asa
tangismu pertanda harapan tuk berjumpa
langkahmu menuju satu asa yang tak pasti
aku tau walau ku tak yakin itu pasti
adinda putri relung penghibur hati
biarkan..biarkanlah cinta itu bersemi di dalam sanubari
kau jaga sampai ajal nanti,
hingga tuhan kan jadikan kau pelayanku di surga nanti
(karyaku ini kupersembahkan buat hati yang galau, yang meratap disudut malam nan kelam.../RESMEN)
membuai,membelai kulit-kulit dengan selimut dinginmu
sang gadis bertahan dalam alam rindu
mengharap gerangan mimpi dan asa cintanya berpadu
oooh..taukah kau tuan betapa manisnya kerinduan
taukah kau nona betapa bahagianya penantian
dikala mentari sore rindu hendak datangnya pagi
dikala sang pantai rindu akan belaian ombak yang menjulur ke tepi
dalam..,....dalam sekali, bahkan hanya tau dalam rona rupa tanpa kata
diammu sbagai bukti kesetiaan wanita biasa
senyummu menandai harapan hati dalam asa
tangismu pertanda harapan tuk berjumpa
langkahmu menuju satu asa yang tak pasti
aku tau walau ku tak yakin itu pasti
adinda putri relung penghibur hati
biarkan..biarkanlah cinta itu bersemi di dalam sanubari
kau jaga sampai ajal nanti,
hingga tuhan kan jadikan kau pelayanku di surga nanti
(karyaku ini kupersembahkan buat hati yang galau, yang meratap disudut malam nan kelam.../RESMEN)

puisi ini telah diterbitkan oleh mingguan singgalang edisi minggu tanggal 2 Oktober 2011 dalam rubrik Remaja halaman C-22
ReplyDelete